Vhie

Life Travelogue

Peran Guru Dalam Coaching (Koneksi Antar Materi Modul 2.3 )

Leave a Comment

Peran seorang guru ialah mendidik murid untuk menemukan dan mengembangkan kekuatan kodratnya. Dalam perjalanannya, guru juga banyak memberikan masukan dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Hal ini cukup membantu, namun efek panjangnya adalah murid akan senantiasa bergantung pada guru dalam menyelesaikan persoalan. Murid perlu dipandu untuk menemukan solusi atas permasalahan yang sedang ia hadapi dengan menggunakan asset yang ada dalam dirinya. Lalu bagaimana supaya murid dapat menemukan solusi dari dalam dirinya sendiri?

 


Setelah mempelajari materi coaching pada modul 2.3 ini, saya memahami bahwa murid perlu dituntun untuk menemukan jalan dari dalam dirinya sendiri. Memberikan mereka kemudahan dan terus membantu campur tangan dalam penyelesaian permaslahan mereka tentu baik, tapi tidak selamanya baik. Kemandirian di dalam diri mereka juga dapat terkikis, begitu juga dengan kepercayaan diri mereka dalam menyelesaikan suatu hambatan atau permasalahan. Coaching dapat dijadikan salah satu metode yang tepat dalam menuntun dan menumbuhkan pencarian solusi dari dalam diri murid. Dengan begitu, murid akan lebih percaya diri menghadapi berbagai permasalahan. Selain itu juga murid akan bertanggungjawab dan berkomitmen dengan solusi yang ia temukan sendiri.

 

Coaching merupakan suatu usaha yang dilakukan coach dalam mendampingi coacheenya untuk memahami masalah serta posisi coachee dalam permasalahan tersebut. Seorang coach akan mengajukan berbagai pertanyaan berbobot kepada coacheenya guna mengarahkan kepada pemecahan masalahnya. Seorang coach bertindak untuk mengembangkan kemampuan coacheenya untuk menggunakan kekuatan yang ia miliki dalam menemukan solusi. Hal ini sangat berbeda dengan metode konseling dan mentoring, dimana sedikit banyak masih ikut andil dalam memberikan solusi atas suatu hal yang sedang dihadapi.

 

Coaching ini bukanlah suatu kegiatan untuk sekedar curah pendapat saja. Tetapi Coaching lebih kepada proses pembelajaran. Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis dimana coach memfasilitasi peningkatan performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi bagi coachee (Grant 1999).

 

Adapun teknik Coaching yang terkenal adalah coaching dengan alur TIRTA yakni akronim dari Tujuan utama, Identifikasi masalah, Rencana aksi, Tanggungjawab. Keempat hal ini harus digunakan dalam proses mendampingi coachee. Selain itu seorang coach harus memenuhi tiga kriteria utama seorang coach yaitu kehadiran penuh, mendengarkan dengan rasa, dan memberikan pertanyaa-pertanyaan berbobot. Dengan demikian proses pengidentifikasian masalah akan semakin signifikan dan tepat sasaran. Sehingga rencana aksi jadi mudah dirumuskan, dan solusi pemecahan masalah dapat ditemukan.

 

Peran saya sebagai guru, seyogyanya dapat memahami dan menuntun murid dalam menggali kemampuan dirinya dan mengembangkan kekuatan yang ia miliki. Keberagaman kemampuan murid dapat menjadi suatu tantangan tersendiri bagi saya. Karena dengan beragamnya kemampuan murid, akan beragam pula kebutuhan belajar murid. Dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, saya cukup terbantu dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran berdiferensiasi ini pun akan semakin tajam bila menggunakan teknik coaching.

 

Teknik coaching dapat dilakukan pada semua murid baik yang kemampuannya lebih maupun yang masih mendasar. Penerapan teknik scaffolding yang dibarengi dengan teknik coaching akan menghasilkan sesuatu yang lebih efektif. Murid tidak akan merasa tertinggal karena ia menyadari kekuatan/kemampuan yang ia miliki untuk menggenapi yang dianggap kekurangan olehnya. Murid tidak akan merasa dibedakan, malah justru merasa didukung dan ini dapat meningkatkan pencapaiannya.

 

Pembelajaran sosial emosional menjelaskan bahwa seseorang haruslah dalam keadaan kesadaran penuh atau mindfullness untuk menyadari emosi yang sedang ia rasakan. Dengan demikian orang tersebut dapat membuat keputusan jauh lebih baik dari sebelumnya. Selain pengenalan emosi, pengelolaan diri yang baik juga penting. Hal ini dapat dilakukan dalam hal pengelolaan waktu atau disiplin.

 

Kesadaran sosial seperti empati juga sangat penting untuk dipelajari. Teknik coaching dapat digunakan dalam membantu menuntun murid mengenali apa yang ia rasakan, apa yang ia alami, memahami posisinya dalam perasaan tersebut hingga menentukan solusi yang tepat untuk emosional dan sosial yang ia hadapi. Dengan menggunakan pertanyaan berbobot, akan muncul kesadaran diri, kesadaran sosial, keputusan yang bertanggungjawab, dan manajemen diri yang baik. Selain itu pada alur TIRTA terdapat Tanggungjawab yang berkaitan dengan komitmen. Keterampilan sosial dan emosional membutuhkan latihan sebagai wujud resiliensi seseorang dalam memecahkan masalahnya. Dalam teknik coaching ada tanggung jawab dimana komitmen harus dilakukan. Dengan tujuan aksi nyata dari apa yang akan ia lakukan dalam coaching dapat terealisasi dengan baik.

 

Berdasarkan pemaparan di atas, keterampilan coaching menjadi suatu hal yang penting untuk dikuasai oleh guru selaku pemimpin pembelajaran. Baik untuk coaching permasalahan yang dialami murid maupun permasalahan yang dialami oleh sesama guru. Dengan memiliki paradigma berpikir coaching yakni fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesadaran diri yang kuat, mampu melihat peluang baru dan masa depan. Serta prinsip coaching yang terdiri dari kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi. Guru akan memiliki wawasan yang luas, pergerakan yang luwes dan memberikan efek positif bagi lingkungannya. Akan banyak murid dan guru di sekitarnya yang semakin memaksimalkan potensinya dan menemukan solusi dari dalam diri dengan teknik coaching yang diberikan. Teknik coaching akan sangat membantu dalam membimbing dan memfasilitasi perbaikan proses belajar yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas. Sehingga tercipta pembelajaran yang aktif dan dinamis yang sesuai dengan kebutuhan murid.

 

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar