‘Marhaban yaa Ramadhan’
begitulah yang ramai diperbincangkan saat ini. Mereka begitu bahagia menanti
bulan penuh berkah itu, tapi mengapa aku biasa aja? Ada apa denganku? Bukankah sudah
seharusnya aku turut senang. Sepertinya memang sedang terjadi sesuatu kepadaku.
Entah karena memang hatiku yang sudah terlalu beku, atau rasaku tlah hilang
hingga aku tak bisa merasakan keindahan yang akan segera datang ini.
Ramadhan, yang selalu
identik dengan perubahan cara hidup manusia dalam kesehariannya. Bagaimana tidak,
semuanya akan berubah sejak hari pertama bulan ini datang. Tiada makan dan
minum seperti hari biasa, akan ada Tarawih tiap malam, akan terdengar ayat-ayat
Al-Qur’an dikumandangkan setiap saat, akan ada acara-acara berbuka bersama, aka
nada music-musik ronda untuk membangunkan sahur, akan ada malam seribu bulan,
akan banyak dibuka pesantren-pesantren kilat, akan bermunculan bumbu-bumbu berita
anarkis ormas Islam, dan tak lupa iklan-iklan serta acara televisi yang
mendadak menggunakan kerudung ataupun jilbab sebagai icon-nya. Begitulah,
dan banyak lagi yang lainnya, indah bukan?. Orang-orang mungkin akan lebih
sibuk untuk berlomba-lomba berbuat kebaikan. Sepertinya Ramadhan tahun ini akan
sedikit terasa berbeda untukku dibanding tahun-tahun sebelumnya. Bukan karena
aku punya pacar baru atau pendamping baru, tapi lebih karena memang terjadi
banyak perubahan dalam hidup dan tugas-tugas itu harus segera terselesaikan,
tugas hidup juga mungkin, hahaha…
Entah, semua akan
menjadi terasa berat atau ringan. Aku tak tahu. Yang aku mengerti, banyak
berkah di bulan ini. Begitupun harapku, semoga bulan yang hanya dalam hitungan
hari akan datang pada umat Islam ini benar-benar bisa membuka hatiku yang
gemboknya udah karatan dan kuncinya hilang entah kemana, bisa mencairkan hatiku
yang sudah terlalu beku, bisa menghidupkan kembali rasa-rasaku yang seakan mati
ini, agar aku bisa merasakan hidup di bulan yang penuh keindahan ini. Agar aku
bisa merasakan Tuhan menjatuhkan nikmat-Nya di bumi yang mungil ini. Agar aku
bisa mengembalikan segala yang tlah hilang dari diriku. Dan yang paling
penting, agar aku bisa ‘lebih’ mengerti dan ‘lebih’ memahami arti dari semua
ini, yaaa semuanyaaa. Semoga aku menjadi manusia yang beruntung untuk selalu mendapatkan
berkah dan ridho-Nya. Pada akhirnya, aku hanya akan menjadi orang yang munafik
bila tidak mengatakan ini “Marhaban yaa Ramadhan”, bagaimana tidak? Aq menginginkan
berkahnya, aku ingin menikmati keindahannya, aku ingin melakukan dan mendapatkan
banyak hal darinya. Intinya, aku masih ‘mengharapkannya’, masih mengharap
banyak kemungkinan di sana, lalu bagaimana bisa aku tak menyambut
kedatangannya?
Selamat datang bulan yang penuh keindahan, selamat
datang Ramadhan ^_^
0 komentar:
Posting Komentar