Adakalanya, dalam hidup kita harus
menarik nafas panjang. Atau mungkin menahannya untuk sejenak. Kisahku telah
dimulai sejak 22 tahun yang lalu, ketika seorang anak adam kembali dilahirkan.
Kisah ini tak kan habis untuk diceritakan, cukup panjang dan melelahkan, cukup
rumit dan berliku pula untuk diceritakan. Namun tak ada seorang manusiapun yang
bisa menebak, kapan kisahku kan berakhir. Sekarangkah? Nantikah? Atau mungkin
sampai aku menua dengan seluruh uban dikepalaku? Tak ada yang tahu. Begitupun aku.
Seperti layaknya hati yang selalu
mengharap bahagia, hatiku pun seperti itu. Ingin selalu terus dan terus
bahagia. Namun hidup tak pernah seperti kelihatannya, apa yang kita anggap baik
tak selalu baik. Apa yang kita anggap buruk, tak selamanya buruk. Apa yang
kelihatannya membahagiakan belum tentu seperti kelihatannya. Dan apa yang
terlihat menyedihkan tak akan selamanya menyedihkan. Seperti itulah hidup,
banyak kenyataan yang kadang tak sesuai dengan harapan.
Hidupku mengajarkanku, bahwa
semuanya ada waktunya. Akan selalu ada waktu yang tepat untuk semuanya. Pada
saatnya nanti kita akan tahu, di mana batas kemampuan kita, di mana batas
realistis kita. Jika pada saatnya kita berlari, maka kita harus berlari. Jika
pada saatnya kita berhenti, maka kita harus berhenti sejenak. Jika pada saatnya
kita melepas, maka kita harus melepas. Jika pada saatnya kita bertahan, maka
kita harus bertahan. Jika pada saatnya kita menyerang, maka kita harus
menyerang. Begitu juga jika pada saatnya kita menunggu, maka kita harus
menunggu. Pada akhirnya kita akan tahu, tak ada yang tak bernilai, sekecil
apapun pengorbanannya, sesulit apapun perjalanannya, semua akan bernilai pada
waktunya. Ya, hanya butuh waktu yang tepat, dan manusia hanya perlu mengerti
dan menerima, saja.
Aku hanya berbuat yang terbaik pada
titik di mana aku berdiri, saat ini. Karena itulah yang menurutku sesungguhnya
sikap yang realistis. Karena, kadang apa yang orang bilang realistis, belum
tentu sama dengan apa yang kita pikir. Ujung-ujungnya kita juga akan tahu, mana
diri kita yang sebenarnya, mana yang bukan diri kita, dan kita juga tahu, apa
yang pengen kita jalanin. Hidup, bukanlah persoalan di atas atau di bawah yang
penting. Tapi bagaimana kita menjalaninya dengan keyakinan dan cinta. Karena
satu hal yang haris diyakini, bahwa harapan tak akan pernah padam. Ia lah lilin
yang akan membawa manusia pada mimpi-mimpinya. Mimpi indahnya. Mimpi besarnya.
Dan manusia hanya perlu yakin dan percaya. Bukankah begitu??
0 komentar:
Posting Komentar